Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani epi (pada atau tentang), demos(masyarakat /penduduk),
dan logos (ilmu/mempelajari), maka epidemiologi secara harafiah merupakancabang ilu yang
mempelajati tentang penduduk, sehingga memiliki lingkup cukup lebih luas lagi. Dalam kamus besar bahasa indonesia
epidemiologi diartikan sebagai ilmu tentang penyebaran penyakit
menular pada manusia dan faktor yang dapat mempengaruhi penyebaran itu. Selama ini epidemiologi seringkali dianggap sebagai
ilmu yang berhubungan dengan perjuangan melawan epidemic/wabah. Adapun secara terminologi,
epidemiologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari frekuensi, distribusi
dan determinan (factor yang menentukan) dari keadaan
atau peristiwa terkait kesehatan pada populasi tertentu, dan aplikasi dari ilmu
tersebut untuk mengendalikan masalah-masalah kesehatan, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Last dalam Bustan (2012;4) :
“Epidemiology is the study of the distribution and determinants of
health-related states or event in specified populations and the application of
this study to control of health problems”.
Definisi tersebut dibangun dengan dua buah asumsi
dasar bahwa: Pertama, kejadian penyakit di
masyarakat tidak murni merupakan proses yang bersifat acak; Kedua, penyakit tersebut dapat
ditentukan oleh faktor penyebab dan faktor pencegahnya (Rothman dan Greenland
dalam Ahrens dan Pigeot, ed., 2005). Oleh karena itu, pencarian faktor penyebab
atau etiologi dalam perkembangan penyakit merupakan salah satu perhatian utama
dari epidemiologi.
Hal senada juga disampaikan oleh Murti (1997;1-2)
bahwa definisi komprehensif epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari
distribusi dan determinan-determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan
pada populasi manusia. Distribusi dimaksudkan bahwa epidemiologi mempelajari
populasi mana yang terjangkit penyakit, kapan terjadinya dan dima
terjangkitnya. Pengenalan tentang distribusi, freuensi dan kecenderungan
penyakit diperlukan untuk mengetahui besarnya masalah penyakit dan keadaan kesehatan
populasi. Informasi tentang perubahan-perubahan epidemiologik dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan kebijakan kesehatan masyarakat, perencanaan
program pengendalian penyakit dan penyediaan pelayanan kesehatan. Determinan
dimaksudkan bahwa epidemiologi mempelajari faktor-faktor yang berperan terhadap
terjadinya penyakit dan keadaan lainnya yang abnormal pada populasi.
Pengetahuan tentang determinan penyakit bermuara pada pemanfaatannya bagi
pembuatan kebijakan kesehatan masyarakat, perencanaan strategik program
pengendalian penyakit dan penyedian pelayanan kesehatan.
Menurut Vaugan and Morrow (1989;10)
menyampaikan bahwa komponen kunci dalam penyediaan data epidemiogi harus
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1. What, adalah apa masalah
kesehatan, jenis penyakit,atau kejadian apa yang sedang dihadapi.
2. Who, adalah siapa atau
populasi yang terkena atau mengalami masalah, bisa berupa kelompok umur, jenis kelamin, suku, keturunan atau kebiasa hidup.
3. Where, adalah untuk
menggambarkan di mana terjadinya masalah, hal ini penting untuk menunjukkan
adanya perbedaan geografis maupun persebaran penyakit/masalahkesehatan.
4. When, adalah informasi waktu
terjadinya masalah, baik secara indidentil maupun periodik, bisa bersifat hari,
minggu, bulan, musim atau tahun.
5. How, berupa informasi
mengenai besar masalah dan dampak yang ditimbulkan.
6. Why, lebih bersifat
mengenai informasi yang terkait dengan penyebab dan resiko penyakit atau menjawab
hubungan antara determinan dengan penyakit dan kejadian terkait kesehatan.
7. So What, berkenaan dengan jenis
intervensi yang diperlukan dalam mengatasi penyakit atau masalah kesehatan yang
terjadi.
Dari uraian di atas terdapat beberapa kata kunci dalam
epidemiologi, yakni distribusi, frekuensi dan determinan. Bonita (2006;4)
menyampaikan penjelasan terhadap kata kunci tersebut sebagai berikut :
1. Distribusi, dalam epidemiologi
dipelajari tentang distribusi frekuensi dan pola dari penyakit/masalah
kesehatan berdasarkan orang, tempat, dan waktu. Hal ini dikenal
dengan epidemiologi deskriptif.
2. Determinan, epidemiologi
juga mempelajari determinan penyakit pada kelompok populasi tertentu.
Pendekatan ini sering dikenal dengan epidemiologi analitik. Pada epidemiologi
analitik, dipelajari hubungan sebab akibat antara paparan dengan terjadinya
penyakit. Penggunaan istilah determinan mencakup faktor risiko dan penyebab
penyakit. Faktor risiko dimaknai sebagai hal-hal yang meningkatkan peluang atau
kemungkinan untuk terjadinya penyakit atau masalah kesehatan, baik ada hubungan
sebab akibat atau tidak. Dengan demikian, pada epidemiologi analitik, tidak
sekedar ditanyakan mengenai what, who, where, dan when, melainkan bertanya mengenai how dan why.
3. Keadaan atau peristiwa terkait kesehatan, penyakit menular memang banyak menjadi perhatian
epidemiologi. Dan saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa
epidemiologi lebih terkait dengan penyakit menular. Hal ini tidak sepenuhnya
benar karena pada prakteknya, kini epidemiologi juga telah diterapkan pada
kejadian kesehatan
4. Populasi, menunjukkan bahwa
fokus dari epidemiologi bukan individu, melainkan kelompok individu yang
memiliki ciri yang sama, misalnya penduduk wilayah geografis tertentu; kelompok tingkat ekonomi seperti masyarakat miskin; kelompok pekerja seperti buruh
pabrik, nelayan, petani; kelompok umur tertentu seperti anak-anak,
lansia, ibu-ibu hamil dan lain-lain.
Perhatian epidemiologi tidak hanya dengan masalah kematian, penyakit dankecacatan, tetapi juga
dengan status kesehatan dan yang paling penting, dengan
sarana untukmeningkatkan kesehatan. Fokus dari studi
epidemiologi adalah populasi didefinisikan secarageografis. Sebuah populasi umum digunakan dalam
epidemiologi adalah dipilih dari salah satu area
spesifik atau wilayah pada waktu
tertentu. Struktur populasi bervariasi antarawilayah
geografis dan periode waktu (Bonita, et.al, 2006;
3-4).
Menurut Ahrens and
Pigeot (2007;4), tujuan
akhir dari epidemiologi adalah untuk mencegah, melindungi dan memulihkan kesehatan. Tujuan utama epidemiologi dapat didefinisikan dari dua perspektif. Yang pertama adalah perspektif biomedis mencari terutamapada etiologi of dseases dan proses penyakit itu sendiri. Ini meliputi :
- Gambaran dari spektrum penyakit, gejala penyakit untuk
mempelajari berbagai dampak yang mungkin disebabkan oleh patogen khusus.
- Gambaran riwayat alamiah penyakit yaitu sumber
penyakit untuk meningkatkan ketepatan diagnostik yang merupakan isu utama dalam
epidemiologi klinik.
- Investigasi variabel genetik
dan fisiologi hubungannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dan outcome
penyakit untuk memutuskan bahwa apakah hal tersebut berpotensi sebagai faktor
risiko, penanda penyakit atau indikator dari tahap dini penyakit.
- Identifikasi faktor-faktor yang bertanggung jawab
dalam meningkatkan atau menurunkan risiko penyakit agar mendapatkan pengetahuan
penting untuk kepentingan pencegahan
- Prediksi trend penyakit untuk menfasilitasi
penyesuaian/adaptasi kebutuhan pelayanan kesehatan di masa yang akan datang dan
untuk mengidentifikasi prioritas suatu penelitian
- Klarifikasi penularan penyakit untuk mengontrol
penyebaran penyakit menular seperti menargetkan program vaksinasi.
Perspektif yang kedua adalah mendefinisikan epidemiologi dari sudut pandang kesehatan masyarakat dalam
hal ini mengacu pada pernyataan IEA (International Association Epidemiologi) dalam konferensinya pada tahun 1975, bahwa disiplin epidemiologi, bersama-sama dengan bidang terapan ilmu ekonomi, ilmu manajemen dan ilmu sosial, menyediakan metode kuantitatif dan analitik yang penting, prinsip-prinsip, penyelidikan logis dan aturan untuk:
- Mendiagnosis, mengukur dan memproyeksikan kebutuhan kesehatan masyarakat danpopulasi.
- Menentukan tujuan, sasaran dan prioritas masalah kesehatan
- Mengalokasikan dan mengelola sumber daya perawatan
kesehatan
- Menilai strategi intervensi dan mengevaluasi dampak dari pelayanan
kesehatan
Referensi :
1. Bustan
Nadjib, 2012, Pengantar Epidemiologi,
Rineka Cipta, Jakarta
2. Ahrens,
Wolfgang and Pigeot Irish, 2004, Handbook
of Epidemiology, Bremen Institute For Prevention Research and Social
Medicine, German
3.
Murti, Bisma, 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Yogyakarta; Gadjah Mada
University Press.
4.
Bonita, R, et.al, 2006, Basic Epidemiology, World Health Organization Press, Switzerland.
5.
Vaughan, JP and Morrow, RH,1989, Manual of Epidemiology For Disrict Health
Managemet, World Health Organization, Switzerland.
Thanks for reading Epidemiologi. Please share...!
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Oldest
You are reading the latest post
You are reading the latest post
No Spam, Please...!