Sistem Informasi Geografis





Secara definisi, pengertian Sistem Informasi Geografi memliki beberapa penjelasan. Undang-Undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial mendefinisikan spasial sebagai aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya. Adapun Chrisman (1997) dalam Prahasta (2009) mendefinisikan Sistem Informasi Geografi (SIG) sebagai sebuah sistem yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data, manusia, organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalissi dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi. Sedangkan menurut Aronoff (1989) dalam Prahasta (2009) mendefinisikan SIG sebagai sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi Geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan , menyimpan dan menganalisis objek-objek dan fenomena di mana lokasi Geografi merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalis. Dari beberapa definisi di atas, pada dasarnya SIG merupakan komponen yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat unak (software), sumber daya manusia dan data geografis yang bekerja secara bersama untuk menginput, menyimpan, memperbaiki, mengolah, menganalisis dan menyampaikan data dalam sebuah sistem informasi yang berbasis geografis.
Teknologi SIG memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan operasi-operasi umum database, seperti query dan analisis statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisis yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainya yang membuatnya menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi.
Adapun fungsi -fungsi dasar dalam SIG adalah sebagai berikut :
-       Akuisisi data dan proses awal meliputi: digitasi, editing, pembangunan topologi, konversi format data, pemberian atribut dll.
-       Pengelolaan database meliputi : pengarsipan data, permodelan bertingkat, pemodelan jaringan pencarian atribut dll.
-       Pengukuran keruangan dan analisis meliputi : operasi pengukuran, analisis daerah penyanggga, overlay, dll.
-       Penayangan grafis dan visualisasai meliputi : transformasi skala, generalisasi, peta topografi, peta statistic, tampilan perspektif.
Dengan demikian melalui penggunaan  SIG dapat dilakukan berbagai analisis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
-       What, yakni untuk mencari keterangan (atribut atribut) atau deskripsi mengenai suatu unsur peta yang terdapat pada posisiposisi yang ditentukan.
-       Where, yakni untuk mengidentifikasi unsur peta yang didiskripsinya (salah satu atau lebih atributnya) ditentukan. Sebagai contoh SIG dapat menentukan lokasi yang sesuai untuk pembangunan sarana kesehatan  yang memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi.
-       How, Ini adalah pertanyaan kecenderungan, mengidentifikasi kecenderungan perubahan trend spasial dari berbagai unsur-unsur peta serta melihat bagaimana kondisi objek yang dianalisis secara keruangan.
Selama ini metode pengolahan dan anamisis data spasial dengan Sistem Informasi Geografi atau  SIG, pemanfaatannya masih terbatas pada analisis dan perencanaan wilayah. Sebagai sebuah sistem informasi yang memiliki kelebihan pada aspek komputeriasi data keruangan dan mengintegrasikan dengan berbagai jenis data dapat menyediakan informasi yang sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan dalam pelaksanaan perencanaan kota (Han and Kim, 1989 dalam Yeh,2008). Adapun  sistem kerja SIG dalam kegiatan perencanaan kota  adalah sebagaimana terdapat pada gambar berikut :














GAMBAR
GIS DAN URBAN PLANNING
-           
Dengan sumber daya manusia yang tepat Software SIG dapat diandalkan dalam membuat informasi keruangan,atau pemetaan namun demikian kemampuan sumber daya manusia masih memegang peranan yang sangat penting dalam memanfaatan SIG, sehingga sejauh mana kedalaman analisis dan seberapa kompleks integrasi data serta bagaimana menginterpretasikan informasi keruangan bisa berbeda antar satu pengguna dengan pengguna yang lain.
Jenis-Jenis Data
Untuk dapat membuat peta yang tepat guna, sesesorang harus terlebih dahulu mengetahui apa saja yang menjadi komponen data yang dibutuhkan. Data yang berkenaan dengan SIG terdiri dari data spasial dan data nonspasial. Yang dimaksud dengan data spasial adalah data yang berisikan informasi visual, seperti gambar pengamatan cuaca di atas peta yang akan digunakan untuk menganalisis sistem pengairan, gambar batas wilayah, gambar jalur transportasi, kontur sebuah wilayah.
Data spasial dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni :
1.             Data Vektor
Merupakan data yang mempresentasikan penampakan permukaan bumi dalam bentuk garis, area, titik dan nodes atau titik potong antara dua bua buah garis.
2.             Data Raster
Data ini sering disebut dengan sel/grid, adalah data yang berupa kumpulan pixel yang membentuk suati segmen. Setiap pixel memiliki nilai tunggal.
Data Atribut (Non Spasial)
Sedangkan yang dimaksud dengan data nonspasial adalah data berupa angka-angka baik berupa data kualitatif (lebih baik dikuantatifkan dahulu agar lebih mudah dilakukan pengolahan dan analisis) maupun kuantitatif seperti data jumlah penduduk per kelurahan pada wilayah tertentu.

Sumber Data
Data Spasial
Peta Analog ( berupa Peta topografi, peta tanah dan sebagainya) merupakan peta dalam bentuk cetak.
Data Sistem Penginderaan Jauh,  (citra satelit/foto udara)
Data Hasil Pengukuran lapangan (termasuk GPS)
Dasa Atribut
Data primer yang diperoleh dari hasil survey lapangan atau penelitian
Data sekunder hasil proses pencatatan dan pelaporan



Analisis Spasial
Perlu juga dipahami bahwa pada berbagai rencana kegiatan atau beberapa kasus, ketelitian peta yang dibutuhkan kadang-kadang bukan merupakan hal yang utama, yang diutamakan adalah penyebaran temanya. Informasi lokasi dan batas-batas fisik lebih diutamakan (bukan kepastian koordinat), sedangkan dalam beberapa hal misalnya infrastructure management kepastian lokasi harus dicirikan dengan ketepatan koordinat. (Endarwati, 2011).
Agar data keruangan dapat memberikan manfaat yang optimal, maka perlu dilakukan analisis spasial yang merupakan suatu teknik atau proses yang melibatkan sejumlah hitungan dan evaluasi logika yang dilakukan dalam rangka mencari atau menemukan (potensi) hubungan atau pola-pola yang (mungkin) terdapat di antara unsur-unsur Geografi. Sehingga secara ringkas analisa spasial merupakan :
-       Sekumpulan teknik untuk menganalisis data spasial
-       Sekumpulan teknik yang hasil-hasilnya sangat bergantung pada lokasi objek yang bersangkutan.
-       Sekumpulan teknik yang memerlukan akses baik terhadap lokasi objek maupun atribut-atributnya. (Prahasta, 2009).
Analisis spasial, dapat dilakukan secara sederhana maupun secara kompleks. Analisis spasial sederhana (misalnya anlisis buffer) biasanya dilakukan dengan melakukan analisis terhadap data spasial yang bersifat vektor sedangkan analisis spasial lanjut atau secara lebih kompleks (misalnya analisis densitas) seringkali melibatkan data spasial yang berupa data raster.

Referensi :
1.         Prahasta, Eddy, 2011, Tutorial ArcGIS Untuk Bidang Geodesi dan Geomatika, Bandung; Informatika.
2.         Endarwati, MC, Berkenalan Dengan GIS Untuk Aplikasi Perencanaan Kota, , Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 50-55, Tahun 2011

3.         Yeh,On and Gar Anthony, 2008, GIS As A Planning Support SystemFor The Panning of Harmonious City, UN-HABITAT, Nairobi.

Thanks for reading Sistem Informasi Geografis. Please share...!

About rudi sudaranto

Previous
« Prev Post
    Blogger Comment
    Facebook Comment

1 comments:

Casino & Resort Spa - Harrah's Cherokee Casino Resort
Welcome 밀양 출장샵 to Harrah's Cherokee Casino Resort! Our Cherokee Casino 목포 출장안마 Resort is a casino hotel with 2,500 square 남원 출장안마 feet of gaming, 김제 출장안마 dining, 광주광역 출장안마

No Spam, Please...!